Kehidupan Percy Schmeiser (Christopher Walken) berjalan biasa-biasa saja. Hari ke hari ia lewati sebagai petani biasa di Kanada; menanam, menyiram, merawat kebunnya. Tidak ada yang istimewa. Sampai suatu hari ia kedatangan surat dari Monsanto Inc, perusahaan produsen genetically modified organism (GMO) yang mengklaim bahwa ia telah menyalahi hak paten bibit hasil modifikasi Monsanto. Inilah awal pertarungan Percy Schmeiser melawan Goliath, kasus nyata yang bergulir selama tiga tahun dari 1998-2001.

Film berjudul eponimus ini merekam prosesnya dengan sang Istri, Louise (Roberta Maxwell) mengikuti persidangan demi persidangan. Belum lagi forum demi forum yang disambangi untuk menggalang simpati masyarakat dan petani dari seluruh dunia. Perjalanan panjang yang menguras segala sumber daya milik keluarga Schmeiser: tenaga, waktu, perasaan.

Percy berhasil menyampaikan ceritanya dengan efektif dan efisien. Konflik yang ada ditampilkan dengan dramatis tanpa membuatnya berlebihan. Aktor pemenang Piala Oscar Christopher Walken sukses memberikan gambaran dilema batin yang dialami Percy Schmeiser saat menjalani seluruh proses pertarungannya melawan Goliath. Teguh sekaligus putus asa, frustasi tetapi juga penuh harap.

Selain Christopher Walken, film ini juga menampilkan Christina Ricci dan Zach Braff sebagai dua pemeran pendukung yang ciamik. Karakter keduanya hadir bukan hanya sebagai pengisi celah cerita, tetapi turut menambah dinamika film.

Menggarap film berdasarkan kisah nyata tidaklah mudah. Apalagi di saat penonton sudah bisa mencari tahu bagaimana ujung cerita yang tengah dikisahkan. Akan tetapi Percy mampu menghadirkan suspens dan klimaks cerita dengan maksimal. Tidak hanya memberikan kelegaan di akhir cerita, di satu titik Percy juga mampu memantik amarah dan frustrasi penontonnya hingga menitikkan air mata.